Berawal dari Bp. Siswanto Imam P. (Divisi Humas dan Kerja Sama Ekternal) dan Bp. Bambang Susilo (Wakil Ketua) sewaktu bertandang ke rumah Pak RW untuk satu keperluan, mereka meminta saya untuk merancang RT-RW Net yaitu satu jaringan internet yang bisa menyatukan RT-RW di lingkungan RW.03 Pondok Sukmajaya Permai ini.
Semula mereka khawatir dengan harga instalasinya, yaitu Rp. 18.000.000,- (delapan-belas-juta rupiah). Tetapi karena Ketua RW adalah orang TI, maka biaya instalasi tersebut bisa ditekan menjadi Rp. 5.000.000,- (lima-juta rupiah saja).
Namun, hambatan lain terjadi, yaitu rumah Pak RW yang akan dijadikan pusat (host) letaknya rendah, banyak rumah lain (calon clients) yang jauh lebih tinggi (baik letak kontur tanahnya maupun tingginya bangunan). Agar jangkauannya tercapai (wireless/ hotspot) maka di rumah Pak RW harus dipasang antene yang tinggi, minimal 15 meter agar menjangkau seluruh wilayah RW.
Untuk memasang antene setinggi itu, diperlukan tower, plus alat penangkal petirnya. Untuk harga standar tower triangle adalah Rp. 1.500.000,- per stack (1 stack = 5 meter), dan Rp. 1.000.000,- untuk alat penangkal petirnya. Ditaksir pengeluaran pembangunan tower tersebut sampai terpasang seharga Rp. 6.500.000,- (enam-juta-lima-ratus-ribu rupiah). Jadi total investasi yang dibutuhkan sekitar Rp. 11.500.000,- (sebelas-juta-lima-ratus-ribu rupiah).
Hitung punya hitung, bila ada minimal 20 warga yang akan berlangganan internet melalui jaringan RT-RW Net ini seharga Rp. 100.000,- per bulan, unlimitted 24 jam, maka investasi tersebut akan dapat BEP (break event point/ titik kembali modal) dalam 60 bulan atau 5 tahun (melewati masa tugas RW yang 3 tahun). Jadi, dibutuhkan 40 warga yang jadi pelanggan agar bisa diperoleh BEP dalam 2 tahun saja.
Dari 500 rumah di RW.03, mungkinkan ada 40 rumah atau warga yang mau berlangganan ??